UJIAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI
Analisis grafik scatter, surface, section dan diagram T - S
Nama : Aisyah Dwi Nurhidayah Ramadhan
NPM : 230110130156
Perikanan C
Analisis data ini
didasarkan pada data CTD (Conductivity
Temperature Depth) yang di unduh pada website NODC (National Oseanografic Data Center). Disini akan ditampilkan
beberapa data temperature dan salinitas pada stasiun 3013 dengan menggunakan
deskripsi data scatter dan pada stasiun 1011 menggunakan deskripsi surface
GRAFIK
SCATTER
Scatter merupakan grafik perubahan terhadap kedalaman
baik itu perubahan salinitas, densitas, temperature, dan parameter laut lainnya
atau tampilan menegak dari suatu kolom perairan.
Grafik 1 menunjukkan hubungan antara temperature
dengan kedalaman, pada kedalaman antara 0 – 200 meter. Pada
daerah mixed layer pada kedalaman 0-200 meter suhu di daerah tersebut panas,
suhunya berkisar antara 20-30áµ’ C. Hal ini dikarenakan pemanasan yang
terjadi secara terus-menerus sepanjang tahun. Pemanasan tersebut mengakibatkan
terbentuknya stratifikasi di dalam kolom perairan yang disebabkan oleh adanya
gradien suhu. Pada daerah ini faktor yang mempengaruhinya adalah seperti
presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari, dan
faktor-faktor fisika yang terjadi di dalam kolom perairan. Presipitasi terjadi
di laut melalui curah hujan yang dapat menurunkan suhu permukaan laut,
sedangkan evaporasi dapat meningkatkan suhu permukaan akibat adanya aliran
bahang dari udara ke lapisan permukaan perairan. Evaporasi dapat meningkatkan
suhu kira-kira sebesar 0,10C pada lapisan permukaan hingga kedalaman
10 m dan hanya kira-kira 0,120C pada kedalaman 10 – 75 m.
Berdasarkan data temperatur pada
stasiun tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin jauh kedalaman laut, maka
suhunya akan semakin menurun. Di bawah lapisan termoklin terdapat Deep Layer.
Dimana pada lapisan tersebut suhunya cenderung stabil sampai dasar laut. Karena
sangat sedikit atau cenderung tidak ada cahaya matahari yang mencapai kedalaman
tersebut. Kedalaman lapisan deep layer tersebut lebih dari 900 meter, terlihat
hingga kedalaman 4000 meter, temperatur hanya berkisar 20C yang
membuktikan bahwa semakin ke dalam, semakin sedikit sinar matahari yang masuk. Penurunan suhu dipengaruhi oleh
energi radiasi sinar matahari yang datang menghangatkan permukaan bumi, lalu
permukaan bumi memantulkannya kembali menghangatkan udara di atasnya. Kesimpulannya,
yang menjadi faktor penyebab penyebaran suhu yang berbeda pada setiap kolom
airnya adalah presipitasi, evaporasi, kecepatan angin, dan intensitas cahaya
matahari. Penurunan suhu
dipengaruhi oleh energi radiasi sinar matahari yang datang menghangatkan
permukaan bumi, lalu permukaan bumi memantulkannya kembali menghangatkan udara
di atasnya.
Grafik ke 2 menunjukkan hubungan
salinitas dengan kedalaman. Terlihat bahwa pada kedalaman 0 – 20 meter,
salinitas sangat rendah yaitu sekitar 32, namun dari kedalaman 20 meter dan
seterusnya, salinitas konstan yaitu 34 – 35. Adanya presipitasi (curah hujan)
dan evaporasi (penguapan) pada suatu daerah juga menjadi pemicu sedikitnya
kadar salinitas yang terdapat pada lapisan permukaan badan air. Pada lapisan Deep Layer salinitasnya akan cenderung
stabil, karena suhu pada lapisan tersebut stabil sampai dasar laut. Kesimpulannya, kadar salinitas pada
suatu perairan berbeda-beda tergantung keseimbangan antara penguapan dan
presipitasi, serta besarnya pencampuran antara air permukaan dan air di
kedalaman. Namun semakin ke dalam biasanya salinitas semakin konstan.
GRAFIK
SURFACE
Surface merupakan tampilan secara permukaan dari suatu
wilayah perairan atau pembanding parameter oseanografi secara horizontal atau
permukaan yang menampilkan salinitas, temperature, dan parameter laut lainnya.
Pada tampilan grafik ini terdapat kontur, dimana kontur tersebut menunjukkan
hubungan antara titik-titik yang mempunyai temperature atau suhu yang sama.
Grafik
surface data temperature dan salinitas pada kedalaman 80 meter
Pada data temperatur tersebut
dapat disimpulkan, bahwa suhu pada kedalaman 80 meter tersebar secara tidak
merata. Hal itu disebabkan karena pada kedalaman tersebut kapasitas penyerapan
intensitas cahaya oleh perairan berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhinya dapat
berupa organisme-organisme yang mengambang pada permuakaan suatu perairan
seperti organisme fitoplankton dan zooplankton ataupun material-material yang
mengambang pada lapisan permukaan perairan. Pada kedalaman tersebut terdapat
warna abu-abu disekitar pulau. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat sedimen atau
endapan pada kedalaman 80 meter pada daerah tersebut.
Pada data salinitas
tersebut dapat disimpulkan bahwa salinitas pada kedalaman 80 meter cukup
tinggi. Terutama di daerah garis kontur 34.1, warna yang dominan pada data
tersebut adalah warna merah. Faktor yang dapat menyebabkan salinitas pada
kedalaman tersebut cukup tinggi, karena adanya proses pelapukan batuan.
GRAFIK SECTION
Grafik ini
menunjukkan hubungan temperatur dengan kedalaman namun memakai metode section
yaitu persebaran suhu secara melintang.
Grafik ini
menunjukkan bahwa pada kedalaman sekitar 0 – 200 meter memiliki suhu di antara 20,5 hingga 26,5 secara
horizontal pada jarak 0-600 km. Semakin ke dalam, suhu semakin rendah yang
ditunjukkan dengan warna ungu karena semakin ke dalam intensitas cahaya matahari
semakin menurun sehingga suhu pun semakin rendah
Diagram T - S
Diagram TS adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara suhu dan
salinitas seperti yang diamati bersama pada, misalnya, kedalaman yang
ditentukan dalam kolom air. Suhu entropi diagram, atau T-S diagram, digunakan dalam termodinamika
untuk memvisualisasikan perubahan suhu dan entropi selama proses
termodinamika atau siklus.
Diagram T – S ini menunjukkan hubungan suhu dan salinitas
pasa kedalaman tertentu, data yang didapat kurang baik karena kurva
menampilkan tampilan yang tidak smooth. Dari grafik pun terlihat bahwa kurva
yang didapat tidak stabil karena Kurva T-S memotong kurva st kearah atas
(kearah pengurangan st).
Komentar
Posting Komentar